Sunday 2 October 2016

Kegagalan Itu yang Membuatnya Menjadi Legenda: Kisah Michael Jordan


Siapa atlet bola basket terbesar sepanjang sejarah? Tidak usah heran jika semua sepakat bahwa Michael Jordanlah orangnya. Ketika ia dikenal sebagai atlet terbesar dan pencatat berbagai rekor, kegagalanlah yang memacu Michael Jordan untuk mengusahakan yang terbaik.

“Saya tahu ketakutan adalah hambatan bagi beberapa orang, tetapi bagi saya hal itu hanyalah ilusi. Kegagalan selalu membuat saya berusaha lebih keras pada kesempatan berikutnya.”

Sejak kecil, Michael begitu menyukai olahraga satu ini, dan semangatnya dipacu oleh persaingannya dengan sang kakak, Larry. Mereka berdua sering berhadapan satu lawan satu di halaman belakang setiap hari, dan biasanya Michael kalah karena Larry selalu mendominasi. Larry dianggap sebagai bakat yang luar biasa, sayangnya Larry tumbuh dengan tinggi di bawah 170 cm, tinggi badan yang dianggap tidak ideal untuk bermain bola basket. Hingga di suatu pagi, wajah “Michael kecil” berseri-seri karena pada akhirnya mampu mengalahkan kakaknya dalam duel satu lawan satu.

Ketika melanjutkan pendidikan di SMA, ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan langsung bergabung dengan tim basket SMA. Walaupun Michael menampilkan permainan yang membuat banyak orang berdecak kagum, tinggi badannya yang hanya sekitar 175 cm dianggap sebagai hambatan. Ketika daftar regu tim diumumkan, nama Michael tidak ada. Semua anak yang terpilih memiliki tinggi badan sekitar 190 cm ke atas. Itu adalah saat yang sangat membekas dalam hidupnya. Ia memandang berkali-kali daftar nama yang disusun secara alphabet itu, membaca kembali daftar J berulang-ulang.

Michael pulang ke rumah sambil menangis, ia menangis sepanjang hari karena sangat terpukul, kecewa dan malu. Ibunya hanya mengelus kepala dan punggung Michael dengan kasih sayang sambil berkata hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membuktikan bahwa pelatih salah. Hal ini yang membuat Michael berusaha memperbaiki permainannya setelah dikecewakan.

Pada masa-masa di mana ia bermain di tim junior,Michael sebenarnya merasakan keenganan. Namun ia menunjukkan dedikasinya dengan mengubah intensitas latihannya. Saat guru olahraga Michael tiba di sekolah sekitar jam 07.00 dan 07.30, Michael sudah ada di sekolah sebelum itu. Setiap kali guru olahraganya membuka pintu, ia bisa mendengar suara bola basket. Bakat dan kegigihannya dengan cepat membuat Michael menjadi favorit dan bahkan tim utama sengaja datang lebih awal ke pertandingan hanya untuk melihat seorang Michael bermain, ia bisa mengumpulkan angka 25 dan kadang 40 dalam satu permainan.

Pada awal tahun pertama, tinggi Michael bertambah 10 cm. Perkembangannya ini membuat semua orang  tidak bisa lagi mengabaikan talenta Michael. Karir Michael Jordan diawali dengan membela tim University of North Carolina yang berada di Chapel Hill. Ia masuk di liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional. Michael Jordan akhirnya dapat masuk kedalam tim. Kariernya menonjol di University of North Carolina di Chapel Hill, di mana dia memimpin timnya ke Kejuaraan liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional pada tahun 1982. Ia  mendapatkan beasiswa sebagai atlet basket dari University of North Carolina. 

Michael Jordan menjadi populer ketika dia mencetak game winning point di kejuaraan NCAA tahun 1982 saat melawan Georgetown Hoyas. Ia terpilih menjadi pemain terbaik di tingkat college di musim 1983-1984, dan memimpin US Men's Basketball Team untuk meraih Medali Emas Olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 1984 di bawah asuhan pelatih Bobby Knight. 

Michael lulus dari bangku kuliah dan memasuki NBA (National Basketball Association) pada tahun 1984, ia dipilih melalui pilihan ke-tiga (third pick) oleh Chicago Bulls, sebuah tim yang hanya memenangkan 28 games pada musim sebelumnya. Karirnya bersama Chicago Bulls hingga 1998. Selama karirnya, ia telah berhasil membuat Chicago Bulls menjadi tim besar. Bersama Bulls, ia mengoleksi enam gelar juara dan lima kali berhasil meraih lima gelar MVP regular. "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan," celetuk rival Michael, Larry Bird, pada tahun 1985. Bird sampai-sampai mengucapkan kata-kata tersebut setelah terkesima menyaksikan aksi Jordan yang mencetak 63 poin bertemu klubnya saat itu Boston Celtics. 

Ia akhirnya pensiun dari NBA pada tahun 2003 setelah sempat bermain bagi Washington Wizards. Nomor punggung 23 yang ia kenakan tidak hanya dikenal sebagai angka semata. Nomor ini dipensiunkan Chicago Bulls. Popularitas Michael juga didorong oleh kemampuannya untuk melakukan slam dunk, dua kali ia menjuarai kontes slam dunk pada tahun 1987 dan 1988. Kemampuan Jordan melakukan dunk dengan melompat dari garis free throw membuatnya mendapat julukan Air Jordan. Aksi 'terbang'-nya kemudian dijadikan simbol pada brand Air Jordan keluaran Nike, yang masih laku hingga saat ini. Ia juga merupakan atlet pertama yang namanya digunakan sebagai nama sandwich restoran cepat saji McDonald's.

"Sepanjang karier, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset. Saya juga pernah kalah dalam 300 pertandingan. Paling tidak, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan namun gagal. Saya telah berkali-kali mengalami kegagalan dalam hidup. Dan itulah sebabnya, saya bisa berhasil."

3 comments:

  1. membaca cerita-cerita orang sukses yang dibangun dengan usaha dan kerja keras memang tidak ada bosannya, selalu membangkitkan rasa untuk terus berusaha.
    thank dan salam kenal ya

    ReplyDelete
  2. Thank to share with this nice post.

    ReplyDelete