Siapa atlet bola basket terbesar sepanjang sejarah? Tidak usah heran jika semua sepakat bahwa Michael Jordanlah orangnya. Ketika ia dikenal sebagai atlet terbesar dan pencatat berbagai rekor, kegagalanlah yang memacu Michael Jordan untuk mengusahakan yang terbaik.
“Saya tahu ketakutan
adalah hambatan bagi beberapa orang, tetapi bagi saya hal itu hanyalah ilusi.
Kegagalan selalu membuat saya berusaha lebih keras pada kesempatan berikutnya.”
Sejak kecil, Michael
begitu menyukai olahraga satu ini, dan semangatnya dipacu oleh persaingannya
dengan sang kakak, Larry. Mereka berdua sering berhadapan satu lawan satu di
halaman belakang setiap hari, dan biasanya Michael kalah karena Larry selalu
mendominasi. Larry dianggap sebagai bakat yang luar biasa, sayangnya Larry
tumbuh dengan tinggi di bawah 170 cm, tinggi badan yang dianggap tidak ideal
untuk bermain bola basket. Hingga di suatu pagi, wajah “Michael kecil”
berseri-seri karena pada akhirnya mampu mengalahkan kakaknya dalam duel satu
lawan satu.
Ketika
melanjutkan pendidikan di SMA, ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan
langsung bergabung dengan tim basket SMA. Walaupun Michael menampilkan
permainan yang membuat banyak orang berdecak kagum, tinggi badannya yang hanya
sekitar 175 cm dianggap sebagai hambatan. Ketika daftar regu tim diumumkan,
nama Michael tidak ada. Semua anak yang terpilih memiliki tinggi badan sekitar
190 cm ke atas. Itu adalah saat yang sangat membekas dalam hidupnya. Ia
memandang berkali-kali daftar nama yang disusun secara alphabet itu, membaca
kembali daftar J berulang-ulang.
Michael
pulang ke rumah sambil menangis, ia menangis sepanjang hari karena sangat
terpukul, kecewa dan malu. Ibunya hanya mengelus kepala dan punggung Michael
dengan kasih sayang sambil berkata hal terbaik yang dapat dilakukan adalah
membuktikan bahwa pelatih salah. Hal ini yang membuat Michael berusaha
memperbaiki permainannya setelah dikecewakan.
Pada
masa-masa di mana ia bermain di tim junior,Michael sebenarnya merasakan
keenganan. Namun ia menunjukkan dedikasinya dengan mengubah intensitas
latihannya. Saat guru olahraga Michael tiba di sekolah sekitar jam 07.00 dan
07.30, Michael sudah ada di sekolah sebelum itu. Setiap kali guru olahraganya
membuka pintu, ia bisa mendengar suara bola basket. Bakat dan kegigihannya
dengan cepat membuat Michael menjadi favorit dan bahkan tim utama sengaja
datang lebih awal ke pertandingan hanya untuk melihat seorang Michael bermain,
ia bisa mengumpulkan angka 25 dan kadang 40 dalam satu permainan.
Pada awal tahun
pertama, tinggi Michael bertambah 10 cm. Perkembangannya ini membuat semua
orang tidak bisa lagi mengabaikan talenta Michael. Karir Michael Jordan
diawali dengan membela tim University of North Carolina yang berada di Chapel
Hill. Ia masuk di liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar
universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional. Michael Jordan akhirnya dapat masuk kedalam tim. Kariernya menonjol di University of
North Carolina di Chapel Hill, di mana dia memimpin timnya ke Kejuaraan liga
basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi
pintu masuk menjadi pemain internasional pada tahun 1982. Ia mendapatkan
beasiswa sebagai atlet basket dari University of North Carolina.
Michael Jordan menjadi populer
ketika dia mencetak game winning point di kejuaraan NCAA tahun
1982 saat melawan Georgetown Hoyas. Ia terpilih menjadi pemain terbaik di
tingkat college di musim 1983-1984, dan memimpin US Men's Basketball Team untuk
meraih Medali Emas Olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 1984 di bawah asuhan
pelatih Bobby Knight.
Michael lulus dari bangku kuliah dan memasuki NBA (National Basketball Association)
pada tahun 1984, ia dipilih melalui pilihan ke-tiga (third
pick) oleh Chicago Bulls, sebuah tim yang hanya memenangkan 28
games pada musim sebelumnya. Karirnya bersama
Chicago Bulls hingga 1998. Selama karirnya, ia telah berhasil membuat Chicago Bulls menjadi tim
besar. Bersama Bulls, ia mengoleksi enam gelar juara dan lima kali berhasil
meraih lima gelar MVP regular. "Dewa menyamar sebagai
Michael Jordan," celetuk rival Michael, Larry Bird, pada tahun 1985. Bird
sampai-sampai mengucapkan kata-kata tersebut setelah terkesima menyaksikan aksi
Jordan yang mencetak 63 poin bertemu klubnya saat itu Boston Celtics.
Ia
akhirnya pensiun dari NBA pada tahun 2003 setelah sempat bermain bagi
Washington Wizards. Nomor punggung 23 yang ia kenakan tidak hanya dikenal
sebagai angka semata. Nomor ini dipensiunkan Chicago Bulls. Popularitas Michael juga didorong oleh kemampuannya
untuk melakukan slam dunk, dua kali
ia menjuarai kontes slam dunk pada
tahun 1987 dan 1988. Kemampuan Jordan melakukan dunk dengan melompat dari garis free
throw membuatnya mendapat
julukan Air Jordan. Aksi 'terbang'-nya kemudian dijadikan simbol pada brand Air
Jordan keluaran Nike, yang masih laku hingga saat ini. Ia
juga merupakan atlet pertama yang namanya digunakan sebagai nama sandwich restoran cepat saji McDonald's.
"Sepanjang karier, lebih dari 9.000 tembakan saya
meleset. Saya juga pernah kalah dalam 300 pertandingan. Paling tidak, 26 kali
saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan namun gagal. Saya
telah berkali-kali mengalami kegagalan dalam hidup. Dan itulah sebabnya, saya
bisa berhasil."
membaca cerita-cerita orang sukses yang dibangun dengan usaha dan kerja keras memang tidak ada bosannya, selalu membangkitkan rasa untuk terus berusaha.
ReplyDeletethank dan salam kenal ya
salam kenal. Tetap menginspirasi.
DeleteThank to share with this nice post.
ReplyDelete