Saturday 22 October 2016

Anak Ndeso yang Jadi 10 Besar Teknoprenuer Berpengaruh di Asia Tenggara: Kisah Sukses Achmad Zaky, Founder Bukapalak.com


Anak Sragen ndeso, begitu Achmad Zaky memperkenalkan dirinya. Lahir di Sragen 24 Agustus 1986, dirinya adalah salah satu entreprenuer sukses Indonesia yang bekerja di bidang teknologi internet. Achmad Zaky adalah pendiri sekaligus CEO Bukalapak, salah satu online marketplace terbesar di Indonesia yang berfokus pada pengembangan pengusaha kecil dan menengah. Ia pun masuk dalam daftar 10 besar teknoprenuer dengan usia di bawah 30 tahun paling berpengaruh di Asia Tenggara pada tahun 2015. Kali ini, kita coba kenalan lebih jauh dengan anak ndeso satu ini.

Perkenalan pertama kali Achmad Zaky dengan dunia teknologi adalah ketika ia berusia 11 tahun. Pamannya membelikan Zaky buku-buku tentang komputer. Sejak saat itu, dirinya jatuh cinta dengan teknologi dan sering mengutak-atik komputer. Berkat kebiasaannya tersebut, ia ditunjuk untuk mewakili sekolahnya untuk berkompetisi di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidang komputer dan ia menang sampai tingkat nasional.

Lulus SMA, anak Sragen ndeso ini diterima di salah satu universitas terbaik Indonesia, yaitu ITB. Awalnya, ia mengalami geger budaya di sana. Bukan cuma soal perbedaan budaya saja, ia juga sempat minder karena ITB berisi orang-orang pinter nan ambisius, percaya diri pula. Berbeda sekali dengan kultur di Jawa yang kalem dan malu-malu, ”alon-alon asal kelakon lah”. Tapi, ini justru menjadi semangat Zaky. Saya pasti bisa! Pikir Zaky saat itu. Kegigihan yang ia miliki ditunjukkan dengan banyak prestasi yang sudah dicapai selama duduk di bangku kuliah, ia pun aktif dalam berbagai kegiatan organisasi di kampusnya.

Kalau dipikir gila juga saya belajar waktu itu, bisa seminggu sebelum ujian persiapannya. Maklum saya ga pinter-pinter amat. Saya cuma percaya, saya pasti bisa!

Dari semester dua Zaky sudah bergabung di unit kemahasiswaan yang bernama Amateur Radio Club (ARC), sebuah klub yang dulu didirikan oleh Onno W Purbo. Di sanalah Zaky mendapatkan pengalaman nyata mengoprek (membongkar) komputer, jaringan, dan sejenisnya. Dari sini juga Zaky bisa mendapatkan uang pertama kali dari keahliannya menciptakan software quickcount untuk sebuah stasiun televisi. Dasar lugu, Zaky hanya mematok harga 1,5 juta rupiah untuk software buatannya. Di kemudian hari, ia baru tahu bahwa harga hasil karya yang ia buat sesungguhnya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Pantas saja stasiun televisi tersebut langsung setuju dengan penawaran Zaky.

Dari keahliannya ini pula lah Zaky sering mengikuti berbagai kompetisi Informatika sehingga mendapatkan juara di beberapa kompetisi. Berkat otak cemerlangnya, pada tahun 2008 ia mendapatkan beasiswa dari Amerika Serikat dan ditunjuk mewakili almamaternya untuk kompetisi Harvard National Model United Nations. Diakui Zaky, semua pengalaman yang sudah pernah dicoba membuka mata bahwa ada dunia yang lebih luas yang harus dicoba di luar sana. Selain pengalaman, ikut kegiatan juga membuat dirinya dapat banyak teman.
“Percayalah, teman yang mengerjakan tugas bareng, susah bareng, tidur bareng, atau seneng-seneng bareng di kampus nanti akan sangat membantu di masa depan”, ujar Zaky. Banyak temannya dulu waktu di kampus yang membantu sama-sama membesarkan Bukalapak sekarang, pendiri Bukalapak semua teman waktu di kampus ITB.

Walaupun otaknya cemerlang, namanya usaha pasti menemui rintangan dan hambatan di awalnya. Semua ahli juga awalnya adalah pemula. Zaky pernah membuka usaha mie ayam sewaktu kuliah, tapi sayang usahanya bangkrut. Takut dan trauma dialami oleh seorang Zaky ketika itu. Lama-kelamaan, Zaky menyadari bahwa usaha itu selayaknya seperti sekolah, biaya belajarnya tentu sangat mahal. 

Menurut Zaky, masa setelah lulus dan 2 tahun setelah lulus adalah titik penting yang menentukan arah hidup kita ke depan. Di momen ini, menurut pengalamannya, kita harus memaksa diri untuk melakukan banyak hal. Setelah lulus kuliah dan belum menikah semangat yang kita miliki masih tinggi. Kita masih belum punya ekspektasi yang tinggi pada hidup. kalau gagal yasudah, nothing to loose. Masa-masa kuliah tidak seharusnya disia-siakan untuk hanya kuliah saja tanpa melakukan apa-apa.

Setelah lulus kuliah, Zaky memiliki ide dan pemikiran untuk membuat situs Bukalapak, sebuah e-commerce jual beli yang aman buat siapapun. Awal muasal idenya adalah keinginan sederhana dirinya untuk membuat sesuatu yang berguna bagi banyak orang. Dan ia percaya bahwa masa depan Indonesia adalah di bidang internet. Visi dan misi Bukalapak adalah sebagai situs belanja online yang dipakai untuk memajukan para UKM di Indonesia melalui internet.

Waktu itu, pengguna internet masih sedikit sekali dan masih banyak di antara mereka yang menggunakan internet sebatas di warnet dan lab. Seperti kebanyakan ide brilian lainnya, ide Zaky ini dipandang remeh oleh banyak orang. Teman-temannya memilih untuk bekerja di perusahaan mapan dan sebagian besar menolak untuk bergabung. Sampai suatu hari, ada satu temannya yang percaya untuk ikut serta dan dialah Co-Founder dari Bukalapak sampai saat ini.

Dengan berbagai cemoohan dan rasa tidak percaya dari orang lain, mereka terus bekerja setiap hari dalam diam. Hingga akhirnya di tahun 2010 Bukalapak.com resmi lahir. Proses penawaran kerjasama pun dilakukan oleh Zaky kepada para UKM untuk mau bergabung dalam lapak online untuk menjadi merchant. Di awalnya, tidak banyak yang mau dan mereka umumnya tidak yakin dengan apa yang dibuat oleh Bukalapak, padahal ketika itu biayanya gratis dan syaratnya sangat mudah. Pada tahun itu, belum banyak orang yang paham dan melek denga dunia internet, toko online, dan potensi sesungguhnya dari e-commerce.

Tidak menyerah adalah kata yang sudah selayaknya diucapkan kepada mereka yang terus bertahan dalam situasi yang membuat diri mereka seharusnya berputus asa. Zaky terus menerus melakukan edukasi tentang  pentingnya peranan internet dalam upaya menjual dagangan secara lebih laris karena jangkauan pasarnya sangat luas. Hingga satu per satu mereka mau menjadi bagian dalam lapak online buatan Zaky, Bukalapak.com.

Ada satu masa di mana mereka baru mulai tumbuh dan menyadari bahwa Bukalapak butuh tambahan personel baru. Pencarian karyawan pun dimulai. Bulan berganti bulan, tidak ada satupun orang yang mau bekerja di Bukalapak. Hingga suatu hari, ada satu orang yang mencoba bekerja bersama mereka. Di hari pertama ia masuk kerja, kebingungan melanda orang tersebut. Kantor dari rumah kecil dan hanya ada dua orang di dalamnya, “tidak jelas dan mencurigakan” mungkin itu yang ada di benak orang tersebut. Esok hari dan seterusnya, ia pun tidak pernah kembali ke Bukalapak. Masa menyedihkan sekaligus lucu di benak Zaky jika mengingat kembali memori tersebut.

Pelan-pelan semakin banyak merchant yang bergabung dan mayoritas dari mereka bukanlah toko-toko besar dengan omset raksasa, melainkan toko-toko kecil yang omsetnya juga sangat mini sehingga mereka memutuskan untuk mencoba mengadu peruntungan bersama Bukalapak.com. Dari sana Zaky memutuskan untuk fokus pada pengusaha-pengusaha kecil karena justru mereka adalah para calon merchant yang sangat potensial. Zaky juga ingin agar UKM-UKM ini sebagai pemain utama dalam aktivitas ekonomi dalam negeri bisa berhasil dan memberikan lebih banyak lapangan pekerjaan.

Di tahun 2011, atau kurang lebih setahun sejak Bukalapak berdiri, mereka mendapatkan pendanaan dari Batavia Incubator. Tahun 2012, mereka mendapatkan lagi pendanaan dari GREE Ventures. Pada bulan Maret 2014, Bukalapak mengumumkan investasi dari Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures. Dana pada tahun 2015, mereka memeroleh lagi investasi dari SCTV Group sebesar ratusan miliar rupiah. Bukalapak yang hanya berdua pada awalnya, bertambah menjadi berenam, lalu sepuluh orang, hingga sekarang mencapai, ratusan karyawan.

Pada tahun 2015 akhir, sekiranya sudah 150 ribu merchant yang bergabung dalam Bukalapak dan terus bertambah setiap waktunya. Sekarang sudah bertambah mencapai hampir 200 ribu merchant. Dari jumlah pengunjung yang awalnya nol besar, sekarang sudah lebih dari 1 juta pengunjung yang hadir setiap harinya. Transaksi yang terjadi di sana mencapai 4 sampai 5 milliar rupiah setiap harinya. Keunggulan dari Bukalapak.com adalah situs jual beli online yang aman, mudah dan 100 persen terpercaya dengan Bukalapak Payment System. Setiap transaksi dijamin aman dari penipuan karena pembeli tidak mentransfer uang langsung ke pelapak melainkan lewat Bukalapak. Uang pembeli bisa dikembalikan 100 persen jika barang tidak dikirim.

Achmad Zaky yang sangat visioner ini juga menularkan visinya kepada sang istri, Diajeng Lestari. Istri Zaky yang sedang jenuh dengan pekerjaannya memilih mengundurkan diri dan membangun sebuah web khusus tentang hijab dan muslimah yang diberi nama hijup.com pada tahun 2011. Hijup.com adalah e-commerce Indonesia pertama yang bergerak di bidang fashion muslim. Keberhasilan duo suami istri ini membuat mereka seringkali dilabeli raja dan ratu e-commerce Indonesia. Tidak hanya memperkaya diri mereka sendiri, mereka bisa membuka lapangan pekerjaan, lebih mensukseskan banyak UKM sehingga para UKM ini sendiri bisa mempunyai lebih banyak karyawan lagi.

Ada beberapa poin yang bisa kita petik dari cerita Achmad Zaky, si ndeso yang visioner ini:
1    Ketika jadi mahasiswa, ikut banyak kegiatan organisasi kemahasiswaan yang bekerja dengan baik. Jangan hanya kuliah pulang kuliah pulang (kupu-kupu). Karena dari kegiatan tersebut, kita akan dapat banyak teman, pengalaman, dan juga peluang.
2.   Masa setelah kuliah adalah masa krusial, jangan justru dijadikan waktu hura-hura semata. Coba dan lakukan ide yang kamu punya karena masa-masa ini adalah masa yang mengizinkan dirimu untuk jatuh dan jatuh lagi.
3.   Kalau kamu yakin idemu bagus dan bisa berhasil, lakukanlah! Biarlah cemoohan orang tersebut berganti menjadi pujian, asal kamu tidak menyerah di tengah jalan.
4.   Jangan malu harus memulai dari dasar, karena setiap orang sukses juga awalnya adalah pemula. Justru orang yang malu ini yang akhirnya hanya berada di situ-situ saja.
5.   Dan terakhir, setiap kunci sukses berpulang dari apakah pekerjaan yang kamu kerjakan itu adalah passion kamu atau bukan. Jadi kerjakan apa yang kamu senangi dan senangi apa yang kamu kerjakan.




Wednesday 12 October 2016

Dua Cara Menghasilkan Uang, Kamu Pilih Mana?


Dahulu kala di suatu desa kecil dekat lembah yang asri, terdapat dua orang sahabat bernama Pipo dan Embro. Mereka berdua adalah anak muda yang sangat berambisi menjadi orang kaya. Setiap harinya, mereka berdiksusi tentang mimpi-mimpi mereka, berdiskusi tentang apa-apa saja yang mereka ingin capai dalam hidup. Pipo dan Embro berjanji apabila bekerja nantinya, mereka akan bekerja ekstra keras untuk mencapai ambisi mereka. Sayang, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk unjuk diri. Oleh karena itu, mereka hanya terdiam bisu dalam mimpi masing-masing.

Hingga suatu saat, kesempatan itu tiba. Desa asri yang mereka tempati membutuhkan banyak air bersih. Sementara air bersih hanya berada di atas gunung. Kepala desa mempekerjakan Pipo dan Embro, sedikit anak muda di desa itu untuk mengambil mata air di gunung dan dibawa ke desa. Nantinya, mereka akan dibayar sesuai banyaknya air yang mereka bawa.

Kesempatan langka ini tentunya tidak ingin mereka sia-siakan. Pipo dan Embro menyatakan siap untuk menerima pekerjaan ini. Mereka sangat bersemangat. Setiap harinya dari pagi sampai sore menjelang malam, mereka bekerja keras membawa air ke tempat penampungan air di desa. Mereka bangun pagi-pagi sekali dan mulai berjalan dari desa ke gunung dengan membawa ember. Ember ini diisikan air dari mata air di gunung dan dibawa kembali ke desa, begitu terus selanjutnya sampai sore menjelang. Mereka hanya beristirahat sesaat untuk menikmati waktu makan siang sambil melepas lelah.

Dari hasil pekerjaan ini, Pipo dan Embro bisa memeroleh penghasilan yang lebih daripada warga masyarakat di desa tersebut. Embro sangat puas dengan hasil kinerjanya dan besarnya penghasilan yang ia peroleh. Dengan penghasilan tersebut, ia yakin bisa mewujudkan cita-citanya. Kondisi ini berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Pipo. Pipo tahu bahwa ia bisa memeroleh penghasilan yang cukup besar, namun ia merasa tidak nyaman. Setiap hari ia pulang dengan kondisi yang sangat kelelahan dan waktunya tersita habis untuk mengambil air di gunung.

Pipo memutuskan untuk mencari alternatif lain memeroleh air dengan cara yang lebih mudah tapi dengan hasil yang lebih banyak. Suatu hari, ia memiliki ide menarik. Pipo sangat yakin dengan ide dan gagasannya. Ia mempunyai ide untuk membuat rancangan saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari gunung ke desanya. Dengan adanya saluran pipa, Pipo tidak perlu bersusah payah lagi mengambil air dengan ember dan bolak balik dari desa ke gunung.

Pipo memutuskan untuk mengajak Embro bekerjasama. Dengan kerjasama, ia yakin idenya lebih mudah dijalankan. Apalagi, Embro memiliki badan yang besar dan kuat, tentunya pekerjaan pembuatan pipa akan berjalan lebih cepat. Dengan semangat, ia menceritakan ide tersebut kepada Embro. Ketika ia bercerita, Embro hanya mendengarkan saja tetapi tidak setuju dengan ide tersebut. Embro merasa bahwa ia bisa memeroleh banyak penghasilan dengan apa yang ia lakukan saat ini, untuk apa ia mencoba hal baru yang belum tentu berhasil dan justru lebih menguras banyak tenaga dan pikiran.  Embro lebih memilih untuk membawa ember yang lebih besar agar ia bisa membawa air lebih banyak dan memeroleh penghasilan lebih besar pula.

Penolakan tidak membuat Pipo menyerah dan berhenti untuk menjalankan idenya. Pipo memilih untuk berusaha melakukan sendiri gagasannya itu. Tidak mudah tentu saja, banyak hambatan yang ia rasakan. Akan tetapi, tekadnya sudah bulat dan ia yakin bahwa rencananya akan berhasil apabila dilakukan sampai selesai. Pipo pun menyisakan sedikit dari penghasilannya untuk membeli barang-barang yang berguna untuk membuat saluran pipa. Untuk itu, ia harus mengirit dan benar-benar membeli sesuai kebutuhannya saja. Pipo juga harus merelakan akhir minggu dan waktu luangnya untuk mebuat saluran pipa. Setiap ada waktu, ia menggali tanah yang berbatu. Di bulan-bulan pertama, hasilnya hampir tidak terlihat. Pipo diketawai dan dicemooh oleh warga di desanya. Sampai-sampai, ia dijuluki “Pipo si manusia saluran pipa”.

Di sisi lain dengan semangat dan kerja kerasnya, penghasilan Embro sudah meningkat dua kali lipat.  Ia bisa membeli apa yang ia mau dan dicita-citakan selama ini. Embro membeli rumah yang besar, kendaraan, dan berfoya-foya dari apa yang ia peroleh. Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Seiring bertambahnya usia, kinerja Embro semakin lamban. Ia tidak lagi sanggup membawa ember yang besar dan memilih menggunakan ember yang lebih kecil. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap penghasilannya yang semakin berkurang. Badan Embro yang diforsir habis-habisan di masa mudanya kini mulai semakin mebungkuk.

Pipo sendiri pada akhirnya berhasil menyelesaikan saluran pipa setelah bertahun-tahun lamanya. Selama pembuatan pipa, ia tetap membawa air dari gunung ke desa untuk memeroleh penghasilan yang digunakan sehari-hari dan modal pembuatan pipa. Dengan hadirnya saluran pipa tersebut, Pipo tidak perlu bersusah bayah lagi mengangkat ember. Air tiada henti mengalir dari gunung ke desa. Seiring air mengalir di tong-tong air di tempat penampungan, penghasilannya pun mengalir tiada henti. Air mengalir terus tanpa henti bahkan saat ia makan, tidur, atau pergi berlibur. Pipo pun menjadi kaya raya dan bisa menikmati hidupnya dengan lebih santai.

Cerita Pipo dan Embro menggambarkan cerita kita, cerita bagaimana setiap orang memeroleh penghasilan. Iya, orang yang saya bahas di sini adalah orang yang rajin dan mau bekerja keras, bukan orang yang malas. Embro seperti cerita di atas memeroleh penghasilan dengan pulang pergi ke mata air dan membawa ember. Ia membawa pulang ember berisi air untuk ditukarkan dengan uang. Untuk meningkatkan penghasilan, ia bekerja lebih rajin dengan pergi ke mata air lebih sering dan membawa ember yang lebih besar.

Dalam dunia nyata, cerita Embro serupa dengan cerita sedemikian banyak orang yang harus bekerja lebih keras dengan lembur atau melakukan pekerjaan tambahan untuk memeroleh penghasilan yang lebih besar. Yang paling baik, sama seperti Embro yang menambah besar embernya, kita juga memeroleh penghasilan yang lebih besar dengan menerima pekerjaan yang lebih tinggi. Sayang, Embro tidak mau keluar dari zona nyaman yang ia miliki.

Terkadang kita lupa, seperti Embro, kita hanya punya 24 jam sehari dan jumlah itu sangat terbatas. Embro menghabiskan masa mudanya dengan bekerja dan bekerja. Ia membarter waktu yang ia miliki untuk penghasilan yang bisa ia peroleh. Yang lebih sulit dan menyakitkan, ketika ia mulai tua dan lamban, penghasilan yang ia peroleh pun menurun. Tanpa adanya sisa-sisa tabungan dan tidak pernahnya ia berpikir untuk melakukan investasi, pelan-pelan Embro mengalami kesulitan keuangan. Apalagi dengan perilaku berfoya-foya yang ia lakukan, mungkin menghamburkan uang adalah pilihan bagi Embro untuk bisa menikmati uang, walaupun caranya salah.

Sebaliknya Pipo bekerja tidak hanya keras tapi juga cerdas. Dengan pertimbangan yang matang, ia memilih untuk menjalankan idenya. Ia tidak mau menjadi budak selamanya, ia tidak mau membarter waktunya untuk penghasilan yang terbatas, dan ia mau mencapai ambisi tertingginya. Ia memilih jalan yang tidak familiar dengan banyak warga di sekitarnya, jalan yang tampaknya tidak jelas dan aneh. Akan tetapi, Pipo tahu dan yakin idenya akan berhasil dan berani langsung menjalankannya ketika masih muda.

Pipo sendiri walaupun nekad, tetap penuh pertimbangan. Ia tetap mengambil air dengan ember setiap harinya untuk memeroleh penghasilan yang ia gunakan dan ia investasikan. Setelah saluran pipanya jadi dan menghasilkan, ia pun tidak lagi perlu mengambil air dengan ember. Saluran pipa ini mendatangkan penghasilan baginya secara berkesinambungan. Untuk mencapai gagasannya, ia hanya bekerja keras satu kali saja dan setelah itu ia bisa mendapatkan penghasilan terus-menerus tanpa henti.



Dari cerita Pipo dan Embro, kita bisa memetik beberapa pembelajaran:
  • Kerja keras pasti akan membuahkan hasil, tapi kerja keras ditambah kerja cerdas akan menjamin hidup kita bahkan sampai tua. Kerja cerdas yang dimaksud adalah mencoba menuangkan ide sendiri dan menjalankannya. Eksekusi tanpa mimpi itu sia-sia, mimpi tanpa eksekusi itu bencana. Mungkin tidak persis seperti Pipo, mungkin kita harus mencoba 2,3, bahkan 5 kali sampai berhasil. Semakin banyak kita gagal, semakin dekat kita dengan keberhasilan. Yang penting, kita jalankan ide kita dan berani keluar dari zona nyaman.
  • Faktor daya ungkit atau faktor kali. Contoh faktor kali yang dilakukan oleh Pipo adalah membuat pipa sehingga jumlah air yang bisa ia peroleh berkali-kali lipat lebih banyak dan lebih cepat. Dalam dunia nyata, contoh faktor kali: kita mempunyai 5 cabang, 5 toko, 50 reseller, 5 ruko yang disewakan, dan terus semakin banyak. Contoh konkretnya, Apabila kita hanya mempunyai satu tempat makan yang begitu ramai, itu ada batasnya. Orang yang makan mungkin adalah orang yang bertempat tinggal di dekat tempat makan dan yang lainnya hanya sekali-sekali saja, sumber daya dan luasnya tempat pun terbatas. Apabila maksimal 200 mangkok dengan keuntungan 10 ribu/mangkok, maka maksimal dapat 2 juta/hari atau 60juta/bulan. Akan tetapi, semakin banyak daya ungkitnya (cabang tempat makan) semkain banyak penghasilan yang bisa kita peroleh. Katakanlah kita punya 5 cabang. Cabang utama menghasilkan 60 juta/bulan. Cabang lainnya mungkin hanya mendapatkan setengah, tapi secara total berarti bisa mendapatkan 60 juta + (4 cabang * 30 juta) = 180 juta. Uang yang semakin banyak diinvestasikan lagi ke dalam aset, buka cabang atau bisnis baru, dan taruh dalam investasi sehingga penghasilan terus bertambah.
  • Biarkan uang bekerja untuk kita bukan kita bekerja untuk uang. Pipo menunjukkan pada kita bagaimana rasanya dibayar tanpa harus hadir secara fisik. Pipo menjadi pengendali uang, dan bukan sebaliknya. Embro baru memeroleh penghasilan apabila ia hadir secara fisik sementara waktu memiliki keterbatasan (Trading for hours). Sampai suatu saat, Embro memiliki batasnya dan tidak bisa lebih lagi, ketika ia mulai tua dan sakit-sakitan, maka kita berhenti bekerja dan uang pun berhenti kita peroleh.
  • Tidak nekad sampai-sampai meninggalkan pekerjaan yang kita punya sekarang, padahal itu adalah sumber penghasilan yang pasti saat ini. Sama seperti Pipo, ia menjalankan idenya sambil tetap bekerja. Uang dari pekerjaannya sedikit disisakan untuk menjadi modal pembuatan pipa. Setelah saluran pipa jadi dan menghasilkan, ia tidak perlu lagi bekerja keras seperti dahulu. Tetap bekerja untuk memeroleh penghasilan, sambil memulai menyebar benih. James Gwee, salah satu motivator terbaik Indonesia berkata, apabila ide itu baik adanya, maka sekitar 2-3 tahun seharusnya hasil dari ide itu sudah mulai terlihat dan mungkin menghasilkan hasil yang mirip dengan pekerjaan yang dilakukan. Sekitar 5 tahun, ide yang dijalankan tersebut sudah menghasilkan lebih lagi mungkin 2-3 kali lipat? Mungkin 20 kali lipat? So, semakin cepat kita jalankan, tentu semakin baik. Kita mempunyai kesempatan gagal lebih banyak dan kita bisa lebih cepat untuk “pensiun” dari pekerjaan kita.



Sunday 2 October 2016

Kegagalan Itu yang Membuatnya Menjadi Legenda: Kisah Michael Jordan


Siapa atlet bola basket terbesar sepanjang sejarah? Tidak usah heran jika semua sepakat bahwa Michael Jordanlah orangnya. Ketika ia dikenal sebagai atlet terbesar dan pencatat berbagai rekor, kegagalanlah yang memacu Michael Jordan untuk mengusahakan yang terbaik.

“Saya tahu ketakutan adalah hambatan bagi beberapa orang, tetapi bagi saya hal itu hanyalah ilusi. Kegagalan selalu membuat saya berusaha lebih keras pada kesempatan berikutnya.”

Sejak kecil, Michael begitu menyukai olahraga satu ini, dan semangatnya dipacu oleh persaingannya dengan sang kakak, Larry. Mereka berdua sering berhadapan satu lawan satu di halaman belakang setiap hari, dan biasanya Michael kalah karena Larry selalu mendominasi. Larry dianggap sebagai bakat yang luar biasa, sayangnya Larry tumbuh dengan tinggi di bawah 170 cm, tinggi badan yang dianggap tidak ideal untuk bermain bola basket. Hingga di suatu pagi, wajah “Michael kecil” berseri-seri karena pada akhirnya mampu mengalahkan kakaknya dalam duel satu lawan satu.

Ketika melanjutkan pendidikan di SMA, ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan langsung bergabung dengan tim basket SMA. Walaupun Michael menampilkan permainan yang membuat banyak orang berdecak kagum, tinggi badannya yang hanya sekitar 175 cm dianggap sebagai hambatan. Ketika daftar regu tim diumumkan, nama Michael tidak ada. Semua anak yang terpilih memiliki tinggi badan sekitar 190 cm ke atas. Itu adalah saat yang sangat membekas dalam hidupnya. Ia memandang berkali-kali daftar nama yang disusun secara alphabet itu, membaca kembali daftar J berulang-ulang.

Michael pulang ke rumah sambil menangis, ia menangis sepanjang hari karena sangat terpukul, kecewa dan malu. Ibunya hanya mengelus kepala dan punggung Michael dengan kasih sayang sambil berkata hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membuktikan bahwa pelatih salah. Hal ini yang membuat Michael berusaha memperbaiki permainannya setelah dikecewakan.

Pada masa-masa di mana ia bermain di tim junior,Michael sebenarnya merasakan keenganan. Namun ia menunjukkan dedikasinya dengan mengubah intensitas latihannya. Saat guru olahraga Michael tiba di sekolah sekitar jam 07.00 dan 07.30, Michael sudah ada di sekolah sebelum itu. Setiap kali guru olahraganya membuka pintu, ia bisa mendengar suara bola basket. Bakat dan kegigihannya dengan cepat membuat Michael menjadi favorit dan bahkan tim utama sengaja datang lebih awal ke pertandingan hanya untuk melihat seorang Michael bermain, ia bisa mengumpulkan angka 25 dan kadang 40 dalam satu permainan.

Pada awal tahun pertama, tinggi Michael bertambah 10 cm. Perkembangannya ini membuat semua orang  tidak bisa lagi mengabaikan talenta Michael. Karir Michael Jordan diawali dengan membela tim University of North Carolina yang berada di Chapel Hill. Ia masuk di liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional. Michael Jordan akhirnya dapat masuk kedalam tim. Kariernya menonjol di University of North Carolina di Chapel Hill, di mana dia memimpin timnya ke Kejuaraan liga basket Amerika NCAA, sebuah ajang kompetisi antar universitas yang menjadi pintu masuk menjadi pemain internasional pada tahun 1982. Ia  mendapatkan beasiswa sebagai atlet basket dari University of North Carolina. 

Michael Jordan menjadi populer ketika dia mencetak game winning point di kejuaraan NCAA tahun 1982 saat melawan Georgetown Hoyas. Ia terpilih menjadi pemain terbaik di tingkat college di musim 1983-1984, dan memimpin US Men's Basketball Team untuk meraih Medali Emas Olimpiade pada Olimpiade Musim Panas 1984 di bawah asuhan pelatih Bobby Knight. 

Michael lulus dari bangku kuliah dan memasuki NBA (National Basketball Association) pada tahun 1984, ia dipilih melalui pilihan ke-tiga (third pick) oleh Chicago Bulls, sebuah tim yang hanya memenangkan 28 games pada musim sebelumnya. Karirnya bersama Chicago Bulls hingga 1998. Selama karirnya, ia telah berhasil membuat Chicago Bulls menjadi tim besar. Bersama Bulls, ia mengoleksi enam gelar juara dan lima kali berhasil meraih lima gelar MVP regular. "Dewa menyamar sebagai Michael Jordan," celetuk rival Michael, Larry Bird, pada tahun 1985. Bird sampai-sampai mengucapkan kata-kata tersebut setelah terkesima menyaksikan aksi Jordan yang mencetak 63 poin bertemu klubnya saat itu Boston Celtics. 

Ia akhirnya pensiun dari NBA pada tahun 2003 setelah sempat bermain bagi Washington Wizards. Nomor punggung 23 yang ia kenakan tidak hanya dikenal sebagai angka semata. Nomor ini dipensiunkan Chicago Bulls. Popularitas Michael juga didorong oleh kemampuannya untuk melakukan slam dunk, dua kali ia menjuarai kontes slam dunk pada tahun 1987 dan 1988. Kemampuan Jordan melakukan dunk dengan melompat dari garis free throw membuatnya mendapat julukan Air Jordan. Aksi 'terbang'-nya kemudian dijadikan simbol pada brand Air Jordan keluaran Nike, yang masih laku hingga saat ini. Ia juga merupakan atlet pertama yang namanya digunakan sebagai nama sandwich restoran cepat saji McDonald's.

"Sepanjang karier, lebih dari 9.000 tembakan saya meleset. Saya juga pernah kalah dalam 300 pertandingan. Paling tidak, 26 kali saya dipercaya untuk melakukan tembakan penentu kemenangan namun gagal. Saya telah berkali-kali mengalami kegagalan dalam hidup. Dan itulah sebabnya, saya bisa berhasil."